CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Jumat, 28 November 2008

Tugas Pak Moko (Lensa)

PENGERTIAN LENSA dan SEJARAHNYA

Lensa atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".

Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-pembakar (sebuah lensa konveks digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari untuk menciptakan api).

Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk-konkave (kemungkinan untuk memperbaiki myopia).

Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin di Italia pada 1280-an.

Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele.

Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia. Selain lensa lebar, ada juga lensa tele.

Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan.

Lensa tele adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biaMengenal Lensa Kamera Digital
Filed under: Teknologi, Tutorial — hericz @ 12:26 am

Saat melihat hasil foto yang tajam dari sebuah kamera digital, biasanya orang akan bertanya “Wah,berapa megapixel nih?”. Pertanyaan ini cenderung slaah kaprah karena ukuran sensor tidak memiliki relevansi yang erat dengan ketajaman gambar. Bagian kamera yang sangat berpengaruh pada ketajaman hasil adalah lensanya. Sekedar info, resolusi televisi VCD hanya 320×240pixel (tepatnya 352×240 (NTSC) or 352×288 (PAL)), dan gambarnya bisa tajam bukan?.

Pada prinsipnya, lensa pada kamera digital dan kamera film sama saja. Hanya saja aku pengin menulis tentang kamera digital, lagipula kalau di judul ada kata ‘digital’ kesannya lebih keren gitu.

Panjang fokus
Tugas lensa adalah memproyeksikan obyek di depan lensa ke sensor pada kamera (pelajaran SMP), lha jarak dari pusat lensa ke titik fokusnya itu yang dimaksud panjang fokus, jarak fokus, atau focal length.

Terdapat 2 jenis panjang fokal lensa pada kamera digital: lensa tetap (fixed length), dan lensa zoom.
- Lensa tetap hanya memiliki satu panjang fokus, biasanya sekitar 6-7mm. Untuk mengenali kamera ini, biasanya tidak ada keterangan ‘optical zoom’.
- Lensa zoom memiliki mekanisme yang memungkinkan panjang fokusnya berubah-ubah. Pada umumnya panjang fokus berkisar dari 6-7mm sampai 18-28mm (yang lebih besar juga banyak).

Panjang fokal yang bisa berubah-ubah ini bisa diperoleh dengan menggunakan susunan lensa yang rumit. Pada kamera digital kelas konsumer, perubahan susunan lensa ini digerakkan oleh motor. Sedangkan pada kamera DSLR yang digunakan profesional, BISA digerakkan secara manual.

Susunan lensa ini akan memakan tempat yang cukup besar, oleh karena itu kamera digital dengan lensa zoom pada umumnya memiliki lensa yang menjulur kedepan. Semakin besar focal-length terbesarnya, semakin panjang pula moncong lensa. Moncong ini semakin panjang lagi jika kamera memiliki feature ‘Optical Image stabilizer’, dimana terdapat lensa tambahan yang dirancang untuk mengurangi efek akibat goncangan. Contoh kamera jenis ini adalah Canon PowerShot S2 IS (akhiran IS berarti Image Stabilizer).

Akan tetapi, beberapa model kamera digital dirancang stylish tipish dengan menyusun lensa ini secara vertikal, sejajar badan kamera. Cahaya masuk dibelokkan dengan prisma, dilewatkan susunan lensa yang berjajar vertikal, menuju sensor yang terdapat di dasar badan kamera. Dengan cara ini, kamera bisa begitu tipis, hingga cuma 1 cm saja. Walaupun berakibat terjadinya sedikit distorsi cahaya, kamera jenis ini cukup larish Manish. Contoh kamera ini adalah Sony seri T (T3, T5), dan Pentax WP5.

Sudut gambar
Penggunaan panjang fokus yang berbeda menimbulkan efek sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek.


Lensa dengan fokus yang pendek sering disebut lensa lebar (wide lens), digunakan untuk pemotretan obyek yang luas. Sedangkan lensa panjang digunakan untuk memotret obyek yang lebih sempit, atau obyek yang jaraknya lebih jauh.

35mm Ekuivalen?
Di majalah atau situs panduan belanja seringkali dituliskan bilangan panjang fokus 35-105mm ekuivalen, padahal ketika dilihat pada spesifikasinya kamera cuma tertulis 6-18mm. Begini ceritanya:

Sudah bertahun-tahun lamanya orang menggunakan kamera film, ukuran film ada bermacam-macam, tapi yang paling dominan adalah film ukuran 35mm. Sehingga para tukang poto sudah terbiasa dengan efek yang dihasilkan untuk tiap-tiap panjang fokus. Misalnya, untuk memotret close-up digunakan panjang fokus 80-100mm,untuk mengambil gambar pemandangan dengan lensa lebar 28mm, dan seterusnya.

Sedangkan sekarang, ukuran sensor kamera digital (fisik, bukan megapixelnya) yang diproduksi berbeda-beda. Pada umumnya kamera kelas konsumer memiliki sensor yang lebih kecil (1/1.8 inch-1/2.5 inchi) dibanding kamera kelas prosumer, apalagi dibanding kamera profesional. Sensor berukuran sama dengan film 35mm disebut juga Full Frame Sensor, kamera model ini harganya bisa mencapai 80juta rupiah.


Perbedaan ukuran sensor ini menimbulkan perbedaan sudut gambar yang dihasilkan, walaupun dengan lensa dengan panjang fokus yang sama.

Untuk memudahkan konsumen membayangkan bagaimana sudut gambar yang bisa dihasilkan, produsen biasanya menyertakan bilangan ekuivalen jika dibandingkan dengan kamera 35mm.

Jadi jangan heran kalau ada kamera dengan tulisan pada lensa :6-18mm, tapi dituliskan 36-108mm, ini maksudnya angka ekivalensi dibanding lensa 35mm.

Optical Zoom
Selain ukuran megapixel sensor, optical zoom paling sering muncul di spek kamera digital. Optical zoom adalah perbandingan antara panjang fokus terjauh dibanding panjang fokus terdekat. Misal, lensa 35-105mm (ekv) berarti memiliki 3x (105/35) optical zoom.

Faktor lain
Selain lensa, faktor yang mempengaruhi kualitas hasi pemotretan adalah kualitas sensor, dan tentu saja the man behind the lens yang memegang kendali atas pengaturan diafragma (aperture), pencahayaan, kecepatan rana (shutter speed), dan komposisi. sanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
f-stop:....1.8.......2.8...........4.........5.6...............8.............11

ISO:.......100.......200........400......800............1600........3200

Shutter:.1/15th...1/30th..1/60th.1/125th....1/250th.....1/500th

F-stop

Pada umunya, lensa sudah memiliki mekanis untuk melakukan fokus dan pengaturan aperture atau bukaan diafragma. Bahkan untuk kamera DSLR sekalipun, lensa bias diatur secara otomatis maupun manual. “f-stop” atau biasanya ditanai dengan huruf “f” kecil, mengindikasikan bukaan diafragma. F-stop adalah diameter aperture dibagi dengan ukuran yang tertera pada lensa. Misalnya f8, artinya aperture atau bukaannya adalah 1/8. Semakin kecil f-nya (angkanya semakin besar), maka semakin sedikit cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya. Arti “stop” di sini adalah tingkatan bukaan yang setiap tingkatnya adalah dua kali penerimaan cahaya. Sebagai contoh pada “f” pertama adalah “n” cahaya, pada “f” kedua adalah “2^n” cahaya, jadi dari “f” pertama ke “f” kedua adalah satu stop.

Pada saat membeli lensa, umumnya kedua hal tersebut akan menjadi perhatian utama, sehingga Anda bisa menentukan kebutuhan lensa yang cocok.

Berganti dari kamera analog 35mm menjadi kamera digital 35mm (sering disebut kamera full frame) tentu saja akan terasa lebih alami dibandingkan berganti dari 35mm ke APS. Contohnya, jika anda terbiasa dengan perspektif dan karakteristik depth of field (DoF) lensa 50mm pada kamera analog yang menggunakan film 35mm, anda akan mendapatkan hasil yang sama jika menggunakan kamera digital yang memiliki sensor 35mm. Namun, hasil yang berbeda akan diperoleh jika anda memasang lensa 50mm ke kamera dengan sensor APS. Perspektif yang anda dapat akan terpotong banyak (cropped). Gambar berikut memberikan contoh tentang bagaimana tampilan gambar pada kamera full frame dan kamera APS yang sama-sama menggunakan lensa 50mm.
Namun anda dapat menggunakan lensa 35mm dan bukan 50mm pada APS kamera jika ingin mendapatkan tampilan perspektif yang sama, karena 1.6 x 35mm = 56mm. Namun masalah yang akan anda hadapi adalah anda akan mendapatkan depth of field lensa 35mm, bukan lensa 50mm. Dengan kata lain, anda tidak akan bisa mendapatkan background blur (bokeh) yang sama dengan lensa 50mm yang dipasang bada body kamera 35mm (full frame). Background blur yang anda mendapatkan akanberkurang karena focal length yang lebih pendek memiliki depth of field yang lebih dalam dibandingkan focal length yang lebih panjang. Kondisi ini memerlukan banyak latihan, karena banyak orang yang tidak berhasil mendapatkan depth of field yang cukup dangkal ataupun background blur (bokeh) yang cantik yang biasa mereka dapatkan ketika menggunakan body kamera 35mm.

Kelebihan lain dari sensor 35mm adalah bahwa anda tidak akan mendapatkan banyak noise. Sensor 35mm jauh lebih besar dibandingkan sensor APS sehingga anda memiliki piksel yang lebih besar pada sensor tersebut. Dan karena sensor yang lebih besar ini mampu menangkap lebihbanyak cahaya, maka mereka menjadi lebih mampu menghasilkan gambar yang tidak terlalu banyak noise. Sensor yang lebih kecil biasanya memiliki piksel yang lebih kecil pula, yang menangkap sedikit cahaya, sehingga membutuhkan perbesaran sinyal pada setiap lokasi piksel dan mengakibatkan banyak noise. Oleh karena itu 12MP (megapixel) pada sensor 35mm akan menghasilkan lebih sedikit noise daripada 12MP pada sensor APS. Meskipun misalnya 40D memiliki resolusi 10MP, namun besaran pikselnya masih lebih kecil dibandingkan dengan 5D, yang berarti bahwa gambar yang dihasilkan akan lebih banyak noise. Pada penggunaan ISO rendah, mungkin tidak terlihat perbedaan yang siginifikan, tetapi pada penggunaan ISO tinggi akan sangat jelas perbedaannya. Dan tidak saja 5D menghasilkan sedikit noise, resolusi yang dihasilkan pun lebih bagus. Tetapi anda juga harus mempertimbangkan hal tersebut, bahwa apakah anda menggunakan 40D atau 5D, kualitas yang akan anda dapatkan pada ISO tinggi masih jauh lebih bagus daripada yang akan anda dapatkan menggunakan film ISO tinggi. Jadi, kemungkinan besar, anda akan jauh lebih merasa senang dengan kualitas gambar dengan ISO tinggi yang anda dapat dari 40D dan bahkan akan jauh merasa lebih senang lagi dengan kualitas gambar dengan ISO tinggi yang anda dapatkan dari 5D.

Lagipula, tidak saja 5D memberikan lebih sedikit noise, ia juga memiliki 12MP dibandingkan dengan 10MP pada 40D. Jika anda ingin mencetak ukuran besar, maka tambahan megapiksel ini akan menguntungkan.

Jika anda juga terbiasa dengan viewfinder yang besar pada body kamera film 35mm, melihat melalui viewfinder kamera APS mungkin akan terasa aneh pada pertama kalinya. Viewfinder pada kamera APS, meski dengan perbesaran beberapa kali, masih akan tetap lebih kecil dibandingkan dengan viewfinder kamera 35mm. Ini dikareanakan sensor APS jauh lebih kecil dibandingkan sensor 35mm.

Banyak orang cukup senang menggunakan body kamera APS. Banyak juga orang yang senang menggunakan body kamera full frame (FF). Kalau uang bukan masalah, memiliki kedua jenis kamera (APS dan Full Frame) bisa menjadi pilihan yang tepat.

Salah satu kamera full frame: Canon EOS 5D




Salah satu kamera APS: Canon EOS 40D


JARAK FOKUS

Jarak fokus atau jarak pumpun (bahasa Inggris: focal length) adalah ukuran jarak antara elemen lensa dengan permukaan film (atau sensor digital) pada kamera.

Lensa dengan panjang fokal besar akan memberikan sudut pandang yang sempit sehingga sebuah objek pada jarak jauh akan nampak menjadi lebih besar di dalam foto. Sebaliknya lensa dengan panjang fokus kecil memberikan sudut pandang tangkap lebih luas dan menyebabkan objek mendapat porsi lebih kecil di dalam foto. Panjang fokal yang bisa berubah-ubah sering diistilahkan dengan zoom (perbesaran).

Titik fokal F dan panjang fokal f dari sebuah lensa cembung (konvex), cekung (konkaf), cermin cembung dan cermin cekung.

LENSA FILTER

DIGITALISASI TELESKOP

Dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi sekarang, tidak hanya para astronom yang dapat mengobservasi astronomi, tapi juga kita yang berminat menyaksikan fenomena-fenomena alam. Kini teleskop telah dilengkapi fasilitas digital dan kendali komputerisasi yang bisa mengikuti gejala-gejala alam dan aplikasi perangkat lunak yang bisa secara akurat menunjuk lokasi planet tertentu pada posisi geografis dan waktu tertentu.

Perangkat Lunak Teleskop

Perangkat lunak teleskop merupakan suatu perangkat lunak komputer untuk mensimulasikan gerak planet-planet di dalam tata surya atau fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar angkasa. Perangkat lunak teleskop saat ini ada bermacam-macam. Salah satunya adalah Virtual Reality Modeling Language (VRML), yaitu bahasa pemrograman untuk visualisasi obyek-obyek tiga dimensi dalam dunia virtual. Karena simulasi komputer yang menirukan kondisi tata surya, perangkat lunak tersebut dinamakan Simulator Tata Surya. Kelebihan Simulator Tata Surya ini dapat dijalankan dengan hanya komputer kelas Pentium I/166 Mhz. Selain itu, simulator dapat menampilkan sifat-sifat orbit planet atau satelit. Jenis perangkat lunak teleskop lainnya yaitu Astronomist, yang tersedia untuk digunakan pada PDA. Kita bisa menikmati posisi planet pada jam tertentu dan pada posisi tertentu hanya dengan mengarahkan teleskop pada posisi yang tampil pada PDA, dengan lintang dan bujur yang telah ditetapkan. Masih banyak terdapat jenis perangkat lunak teleskop lainnya seperti Mooncalc Version 6.0 dan Athan Version 1.5, yang diproduksi oleh organisasi Muhammadiyah.

Teleskop Digital

Teleskop digital adalah teleskop yang telah dilengkapi fasilitas perangkat lunak. Salah satu contohnya adalah teleskop teleskop Ferrari ZenithStar Racing Edition dan teropong Ferrari Visio. Produk khusus William Optics ini dirancang untuk berbagai keperluan, seperti observasi kasual, astronomi, fotografi, atau sebagai spotting scope. Rancangan teleskop Ferrari ZenithStar Racing Edition dibuat khusus untuk bisa digunakan pada tripod, dapat terhubung dengan kamera digital SLR (single lens reflex), dan menjadi lensa telefoto. Teleskop ini dilengkapi lensa okuler 66 mm dengan pembesar 25-50 kali dengan rancangan apochromatic untuk mengoreksi warna cahaya ke titik fokusnya.

Selain teleskop Ferrari ZenithStar Racing, masih ada teleskop lain yang telah dilengkapi dengan perangkat lunak, seperti Celestron Omni XLT 102. Teleskop ini menggunakan teknologi aspheric shaping, yang memungkinkan kita untuk melihat benda langit dengan jernih dan terang. Pada saat bulan terang, teleskop dengan ukuran 102 mm f/9.8 ini mampu menampilkan kawah-kawah bulan secara jelas dan tajam dan dapat difoto dengan memasang kamera digital, yaitu dengan mengganti bagian eyepiece dengan converter untuk kamera digital. Teleskop ini memiliki panjang fokal 1.000 mm dan menggunakan eyepiece 25 mm yang menghasilkan pembesaran hingga 40 kali. Dengan menggunakan filter lensa khusus, teleskop ini juga bisa digunakan untuk menyaksikan gejala alam yang terjadi di sekitar matahari dengan resolusi yang mampu menampilkan aktivitas matahari. Dengan perangkat tambahan, teleskop Celestron Omni XLT 102 secara otomatis bisa mengikuti pergerakan benda-benda langit mengikuti gravitasi bumi yang terus bergeser setiap beberapa menit. Dengan menggunakan perangkat teknologi GPS untuk menentukan letak geografis, para pecinta astronomi bisa dengan mudah menentukan posisi teleskop secara akurat sehingga mengarahkan pada benda langit tertentu menjadi lebih mudah.

Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure)

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO

otografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure) Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

PEMILIHAN FILTER

Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.

Sebuah contoh pengaturan system tata suara yang paling sederhana yang lumrah digunakan.

Audio Mixer

Dalam dunia Audio profesional, sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan merubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Siynal - sinyal yang telah dirubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band pengiringnya. Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.


Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya dua (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over baru ke power amplifier dan akhirnya ke speaker.

Mixing console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah system audio iu umpamakan sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita umpamakan sebagai system syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya. Bila terjadi suatu masalah dengannya, berarti system tersebut sedang dalam masalah besar. Salh satu syarat terpenting dalam mixing console yang baik adalah mempunyai input gain yang baik, pengaturan eq yang juga baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap setiap input microphone, atau apapun yang menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat dalam sebuah mixing console.


Menu Umum Pada Mixer

Gain

Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi.

Contoh : untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan gain yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan distorsi, sedangkan kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan noise.

Jadi input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Sebab noise dan distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input signal mulai –20 sampai –30 db.


EQ pada channel

Pada setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua :

1. untuk merubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai 2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.

Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun tak perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam console, karena tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang terbaik.

EQ yang fix

Yang dimaksud fix diatas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk mmilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip denga pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas :

• Low, dan hi-pada EQ 2way • Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way • Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way

Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda gunakan. Keuntungan EQ yang fix adalah : harga yang relatif ekonomis, terhindar dari kesalahan pmilihanfrekuensi yang akan disetting. Kesalahan seperti ini bisa disebabkan oleh kurang berpengalamnnay sound engineer (penata suara), dan keuntungan yang terakhir adalah hemat waktu dalam pen-settingan. Namun ada juga kekurangannya seperti : kita tidak dapat memilih frekuensi khusus yang kitainginkan. Karena semua frekuensi telah ditetapkan dari pabriknya.

Sweepable EQ

Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur. Cara kerja : Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur. Kemudian putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada drum. Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat, kemudian putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7. Kemudian putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang. Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”. Kita juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5KHz saja tanpa mempengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang lebih ekonomis, sementara mixing console versi lain yang dilengkapi dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.

Ada juga model pengaturan Eq dengan tombol Mid yang sebenarnya sama saja dengan tipe sebelumnya. Hanya saja tombol pemilih frekuensi dan tombol cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh tombol yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan oleh tombol sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console yang full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini dilakukan oleh pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain sebuah mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan menentukan.

Pengaturan lainnya pada channel

48v Phantom

Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic condeser, mic jenis ini butuh tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan mengirim 48v DV ke microphone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke DI Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa diantaranya merupakan tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah.

PAD

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan. Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan bila anda kurang teliti, ini akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan tersebut. Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu kuat.

Reverse

Adalah untuk membalikan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salh satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada channel kick drum. Yang kalau pin berada pada posisi benar, maka pada saat kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik, konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda.

Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan sound terdengar hampa (dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila anda tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila saat anda setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang terlihat loyo, bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.

Contoh sederhana : hubungkan output dari cd player ke mixing console. Dan dengarkan suaranya dengan seksama. Kemudian tekanlah tombol reverse dari salah satu channel. Dngarkan lagi suaranya. Pasti salah satunya lebih baik.

Mic/line

Switch tekan ini untuk merubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon. Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack gitar.

Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan diantara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.

High Pass filter

Akan memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah. Ini dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar (khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap channel drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Karena bila diaktifkan akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.

Lensa fotografi

Dalam bidang fotografi, lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda.

Di bagian luar lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

Fokus

Adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa (lihat juga depth of field).

Diafragma

Adalah bagian yang mengatur bukaan rana(diafragma) sehingga banyak cahaya yang masuk bisa diatur sesuai dengan kebutuhan(lebih lengkap dibahas di fotografi).

Lensa-Lensa Khusus

Lensa makro

Lensa khusus untuk menangkap detail maksimal dari suatu objek. Banyak digunakan untuk foto-foto produk dan sains.

Perspective Correction Lens

Sering juga disebut lensa arsitektur. Lensa ini memperbaiki efek perspektif yang selalu terjadi jika memotret benda tiga dimensi dalam jarak relatif dekat.

Lensa lambat

Digunakan untuk mengimbangi setting kecepataan bukaan rana sangat rendah di badan kamera.

Lensa cepat

Digunakan untuk mengimbangi setting kecepatan bukaan rana sangat tinggi di badan kamera.

KRITERIA PEMILIHAN LENSA

Pada saat ini kita mengenal berbagai jenis camera televisi, dari beberapa maker atau pembuatnya, dilihat dari tingkatan kualitas; dari kelas kambing sampai highend, dan dari harga yang ditawarkan, yang berkisar dari ribuan sampai puluhan ribu dollar.
Namun secara umum, unjuk kerja dan kualitas gambar dari camera yang ada sekarang dengan prosesing sinyal digital telah melebihi camera analog yang pernah kita kenal.
Ketika kita membeli camera, tentu telah kita tentukan untuk apa aplikasi camera tersebut; apakah untuk aplikasi di studio, atau di lapangan. Kemudian kita memilahnya berdasarkan anggaran yang tersedia. Selanjutnya, disinilah biasanya kita kurang begitu jeli, untuk memilih lensa yang sesuai. Sesungguhnya, lensa memegang peranan penting untuk hasil gambar yang dihasilkan oleh camera.

Untuk aplikasi lensa di lapangan, yaitu camera Electronic News Gathering/ Electronic Field Production (ENG/ EFP), ada tiga kategori lensa: Lensa paket, lensa grade profesional dan lensa grade broadcast. Lensa paket adalah jenis lensa dengan harga paling murah. Lensa jenis ini dikemas satu paket dengan camera yang dipesan. Biasanya dalam urutan item pembelian camera hanya ditulis lensa zoom 18X, misalnya, tanpa menyebutkan spesifikasi yang spesifik. Harganya pun sudah termasuk dalam paket keseluruhan asesori standar. Lensa kategori ini didesain dengan kualitas biasa, kualitas optiknya marginal, aspek mekanikalnya juga tidak akan bertahan untuk jangka waktu yang relatif lama. Lensa ini selayaknya menjadi pilihan untuk aplikasi entry-level, murah meriah, ataupun untuk pilihan jika lensa atau camera tersebut hanya dipakai selama berfungsi dan selanjutnya ditukar yang baru. Contohnya adalah jenis camcorder dengan format yang sama untuk pemakaian home use atau consumer camera.

Kategori lensa dengan grade profesional mempunyai kualitas optis lebih baik, aspek mekanikal yang lebih andal. Lensa ini berunjuk kerja bagus untuk sejumlah aplikasi, dan pada situasi shooting yang moderat, tidak terlalu ekstrim. Lensa ini tersedia di pasaran dengan berbagai variasi rasio zoom dan focal length. Biasanya tidak dilengkapi 2X ekstender. Lensa grade profesional yang didesain untuk camera kelas menengah ini, juga sudah dilengkapi dengan berbagai opsi untuk asesori, seperti converter untuk wide dan telephoto, studio zoom dan focus control. Jika dirawat dengan baik, lensa ini akan berfungsi dengan baik selama bertahun-tahun. Inilah jenis lensa yang kebanyakan dimiliki oleh camera ENG/ EFP di stasiun TV mana pun, meskipun cameranya sendiri tidak berada di kelas menengah (mid-range).

Lensa dengan grade broadcast merupakan top-of-the-line, baik pada kualitas optis maupun kekuatan mekanisnya. Lensa dengan grade ini didesain untuk meningkatkan performa dari jenis camera broadcast terbaik, dan mampu memberikan layanan andal selama bertahun-tahun. Pemakaian lensa berkualitas broadcast merupakan standar bagi produksi berita dan program di kebanyakan stasiun TV di dunia. Kemajuan teknologi digital yang diterapkan pada sistem servo lensa broadcast saat ini memungkinkan proses zoom yang lebih presisi, cruise zoom, one-shot preset dan remote control untuk fungsi zoom, iris dan focus dengan interface RS-232.

Dari sisi perbandingan harga, lensa broadcast zoom digital 21X harganya mendekati harga camcordernya yang juga berkualitas broadcast. Sedangkan lensa broadcast wide angle harganya sekitar 11/2 harga lensa 21X. Sementara harga lensa broadcast telenya adalah 2X lebih harga lensa 21X. Nah, berapakah estimasi harga lensa profesional yang setara spesifikasinya dengan lensa 21X diatas? Yaitu sekitar sepersepuluh dari harga lensa kualitas broadcast tadi.

Mari kita lihat lebih jauh antara lensa studio dan lensa ENG/EFP. Selama beberapa tahun terakhir ini, telah terjadi kemajuan yang pesat pada perkembangan teknologi lensa. Lensa studio dengan kemampuan focal length dari 7mm. sampai 168mm. Lensa ENG/EFP berkembang dari 55X sampai 87X dengan focal length melebihi 2200mm.!

Lensa studio didesain untuk kemampuan close-up dengan minimum jarak obyek, minimum object distance (MOD) kurang dari satu meter. Pada pengambilan di lapangan, biasanya jarak reporter adalah sekitar 2 sampai 3meter, dengan asumsi reporter tadi membaca teks pada teleprompter. Sedangkan lensa tele di lapangan biasanya juga mempunyai MOD antara 2 sampai 3 meter, sehingga sulit dipakai di studio.

Saat ini lensa untuk High Definition TV (HDTV) juga telah berkembang pesat, dengan tingkat presisi yang lebih tinggi, toleransi mekanik yang lebih kecil atau minimum. Karena format HDTV yang lebih lebar daripada standar TV, Standard Definition Television (SDTV) yaitu 16:9, maka resolusi pada daerah sudut lensa HDTV harus lebih tinggi, sehingga akan diperoleh reproduksi yang lebih presisi jika gambar ditampilkan pada layar yang berukuran lebar. Di pasaran juga tersedia lensa yang dapat diswitch untuk pemakaian aspek rasio 4:3 dan 16:9 yang dilengkapi dengan converter rasio yang sekaligus mengkoreksi efek berkurangnya angle-of-view yang terjadi jika lensa dengan dual format tadi digunakan pada format 4:3.

Beberapa jenis lensa wide dan tele saat ini mempunyai kualitas broadcast dengan label H, yang selain digunakan untuk SDTV juga dapat digunakan untuk HDTV, entah kapan. Mengapa kita minta jenis lensa ini..?, yang jelas lensanya adalah keluaran terbaru dan telah disempurnakan daripada tipe lama yang hanya untuk SDTV.

Dasar - dasar Fotografi

Siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan kerja keras, kita dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan segenap kreasi dan interpretasi terhadap apa yang dilihat dan jepret. Nah, seni mengabadikan gambar dengan menggunakan kamera di sebut dengan Fotografi.

Fotografi berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya, sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya.Karena dalam membuat gambar kita mengguanakan alat kamera maka sudah tentu kita harus benar-benar menguasai alat tersebut juga beberapa teknik dasarnya.
Dalam menggunakan kamera kita mengenal apa yang disebut dengan:

Fokus

Fokus adalah titik api
Rana/Kecepatan

Rana adalah tirai yang bergerak turun naik di dalam kamera yang berfungsi untuk mengatur berapa lama film hendak disinari. Rana memiliki satuan dengan nomor: B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Besar kecilnya satuan rana dapat ditentukan sendiri dengan mengatur besar dan kecilnyanya satuan rana dan besarnya diafragma.

Ada beberapa rana dalam kamera. Diantaranya rana celah dan rana pusat. Rana celah ada dua yaitu: Rana celah vertical dan horizonta. Keduanya terletaDia pada kamera yang bertugas menutup tirai dan mengikuti fungsinya. Rana vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.

Sedang Rana pusat adalah, Rana yang terletak pada lensa letaknya berdampingan dengan diafragma dan menutupnya dengan cara memusat.

Diafragma
Diafragma adalah lubang dalam lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Diafragma memiliki beberapa ukuran atau angka-angka. Setiap lensa mempunyai perbedaan bukaan diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran diafragma dimulai dengan 2,8-4-5,6-8-11-16-22. Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita pilih menghasilkan foto yang berbeda. Bukaan diafragma kecil akan menghasilkan ruang yang luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat ruang tajam sempit (Blur).

Atau mudahnya, diafragma artinya bukaan lensa. Efeknya, makin besar bukaan,maka makin besar kecepatan yang dibutuhkan, speed makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin sempit ruang tajamnya, artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam yang fokus. Banyak cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yg antara lain akan jelas mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat

Misal untuk memotret landscape, dengan memakai kamera apapun, coba setel ke diafragma paling sempit (angka paling besar) yang mungkin dicapai, lalu diimbangi dengan penyetelan lama waktu bukaan seperlunya (perhatikan light meter).
Tapi khususnya untuk pemotretan malam, kadang kita tidak bisa mencapai bukaan paling sempit karena terbatas waktu bukaan shutter yang tidak bisa terlalu lama, apalagi di kamera prosumer yang biasanya terbatas hanya 13 detik maksimum. Untunglah untuk kamera digital prosumer hal ini tidak masalah, soalnya dengan ukuran sensor yang jauh lebih kecil daripada satu frame film 35mm maka ruang tajam tetap cukup luas, walaupun diafragma disetel ke f/3.5 misalnya. Dan, semuanya tergantung bagaimana foto akan kita buat.

Pencahayaan

Pencahayaan adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera dengan mengontrol besarnya diafragma dan kecepatan.Dalam pencahayaan, bukaan diafragma menentukan intensitas cahaya yang diteruskan film. Sedangkan kecepatan rana menentukan jangka waktu transmisi sinar.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menentukan kombinasi yang tepat antara bukaan diafragma dengan kecepatan. Salah satunya dengan memilih prioritas diafragma. Maksudnya, pemotret bisa memilih berapa besar bukaan diafragma yang akan digunakan. Setiap bukaan diafragma yang dipilih akan membuat hasil gambar yang berbeda. Bila pemotret memilih menggunakan rana tinggi, maka itu berguna untuk menghentikan aksi. Sedang rana rendah akan membuat aksi kabur.Sedang untuk mengambil gambar di tempat dengan cahaya yang kurang maka untuk mengatasinya yang dilakukan oleh fotografer adalah memakai film dengan kecepatan tinggi. Misalnya Iso 400, 600, 800 atau Iso 1600.

Cara untuk mengukur pencahayaan biasanya ada di setiap kamera. Untuk mengukur cahaya agar sesuai, kita bisa mensiasatinya dengan cara mengukur telapak tangan atau mendekatkan kamera kita sekitar 30 cm dari objek. Maka, kita akan mendapatan pencahayaan yang sesuai.Untuk mendapatkan cahaya yang baik dalam pemotretan biasanya kita akan memilih memotret pada jam 08.00-10.00 dan 16.00-18.00. biasanya dalam waktu ini, cahaya dalam kondisi yang baik, dan tak terlalu keras.

Dalam pencahayaan ada beberapa teknik yang harus diperhatikan. Diantaranya:

Penerangan depan: Sumber cahaya berasal dari depan objek. Cahaya ini akan menghasilkan gambar yang datar.
Penerangan belakang : Sumber cahaya berasal dari belakang objek. Dengan sumber cahaya yang seperti ini maka objek yang kita ambil menjadi shiluette (hitam). Pemotretan dengan sumber cahaya dari belakang dilakukan bila kita ingin membuat sebuah foto shiluete.
Penerangan Samping : Pemotretan dengan memakai sumber cahaya dari samping membuat objek yang kita ambil akan nampak tegas. Biasanya cahaya ini
Lensa

Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele.

Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia. Selain lensa lebar, ada juga lensa tele.

Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan.

Lensa tele adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biasanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.

Bisanya fotografer menggunakan lensa sesuai dengan kebutuhannya. Bila ingin memotret benda atau objek yang dekat, atau memotret pemandangan, biasanya mereka menggunakan lensa normal atau lensa dengan sudut lebar.

Namun bila fotografer ingin mengabadikan sebuah moment tertentu dengan jarak yang jauh, biasanya mereka menggunakan lensa tele. Dengan demikian, mereka tak perlu repot untuk membidik objek, dan kerja mereka akan semakin mudah.

Selain lensa normal dan lensa tele, ada juga jenis lensa lainnya yang biasa disebut dengan lensa variasi atau lensa special (special lense). Biasanya lensa ini digunakan untuk keperluan tertentu. Contohnya fish eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat).

Memotret dengan lensa ini fotografer akan memperoleh hasil yang unik. Namun, lensa ini tidak berfungsi untuk menyaring sesuatu kecuali mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

Bila fotografer ingin mengambil objek dengan ukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya lensa yang dipakai adalah lensa makro. Lensa ini biasanya juga dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.

Selain peralatan, untuk menghasilkan sebuah foto yang baik kita juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Komposisi, cahaya, garis, bentuk, tekstur, rupa, warna dan vertical atau horizontal.

Komposisi

Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek.

Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan kepekaan dan “rasa” (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik.Diantaranya:

Sepertiga Bagian (Rule of Thirds)

Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang Umum lakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

Sudut Pemotretan (Angle of View)

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve.

Di dalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon,ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain..

Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.

Background (BG) dan Foreground (FG)

Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek.

Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.

Beberapa teknik sudut pengambilan sebuah foto, yaitu:

Pandangan sebatas mata (eye level viewing);

paling umum, pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera berada sejajar dengan subjek.

Pandangan burung (bird eye viewing);

bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti “kecil”/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.

Low angle camera;

pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat sedikit “normal”. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang “dunia” orang dewasa. Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar yang tinggi.

Frog eye viewing,

pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.

Waist level viewing,

pemotretan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata (tanpa harus mengintip dari jendela pengamat). Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto-foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan foto seperti ini adalah spekulatif.

High handheld position;

pemotretan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan kedua tangan dan tanpa membidik. Ada juga unsur spekulatifnya, tapi ada kiatnya yaitu dengan menggunakan lensa sudut lebar (16 mm sampai 35 mm) dengan memposisikan gelang fokus pada tak terhingga (mentok) dan kemudian memutarnya balik sedikit saja. Pemotretan seperti sering dilakukan untuk memotret tempat keramaian untuk menembus kerumunan.

Film

Film adalah media untuk merekam gambar yang terdiri dari lempengan tipis dengan emulsi yang peka cahaya. Karena peka cahayalah yang membuat film harus disimpan dalam kotak atau tabung yang tak terkena cahaya. Film mempunyai ukuran 35mm dan 120mm atau disebut medium format.

Ada beberapa jenis film. Diantaranya:

NEGATIF FILM:
Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan menghasilkan area gelap

X-RAY FILM:
Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.

POLAROID FILM:
Polaroid film adalah film yang digunakan untuk menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif. Dahulu banyak fotografer professional yang menggunakan kamera ini namun semakin hari kamera dan film jenis ini sudah ditinggalkan. Hanya sebagian fotografer yang masih memakainya. Film Polaroid ditemukan oleh dr Land.

ORTHOCHROMATIC FILM:
Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.

MEDIUM FILM:
Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang terang/cerah.

Iso

Iso adalah standard untuk kategori film yang digunakan yang mengindikasikan besar kepekaan film terhadap cahaya. Semakin kecil angka iso, semakin rendah kepekaannya terhadap cahaya. Kepekaan cahaya ini sangat menjadi prioritas dalam pemotretan. Biasanya bila kita ingin memotret pada suasana cahaya yang terang maka, kita dianjurkan memakai film dengan Iso 100 atau film dengan kecepatan rendah.

Ukuran Iso pada film ada berbagai jenis ukuran: 25-50-100-200-400-600-800 dan 1600.

Filter

Penyaring dalam bentuk kaca yang tembus cahaya yang mempunyai ketebalan rata . Filter biasanya dipasang di ujung depan lensa. Ada beberapa jenis filter, diantaranya:

POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL CONVERSION FILTER:
Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.

POL FIDER FILTER:
Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.

POLARIZING CIRCULAR FILTER:
Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.

POLARIZING FILTER:
Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.

ND FILTER:
Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8 kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.

NEBULA FILTER:
Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.